Tuesday, May 6, 2014

Cerpen: Helena

"Len, ngapain kamu disini?" kata Virgo ditengah jalan saat derasnya hujan dimalam hari yang dingin.

Helena, Gadis berkulit putih, berambut hitam lurus panjang yang memakai gaun hitam sepaha tetap menunduk tak bergeming ditengah derasnya hujan.

"Helena! disini dingin tau, ayo ikut aku masuk mobil Len!"

Helena tetap diam, tetap menunduk.

"Jangan macem-macem deh, kamu ada masalah? Ngomong dong sama aku jangan kaya gini Len! Helena!"

Helena mengangkat pandangannya, Ia menatap Virgo. Kosong. Pandangan itu kosong dan dingin. Namun pandangan itu tetap melelehkan hati Virgo, namun membekukan aliran darahnya.

"Hel...."

Helena tersenyum, lalu membalikan badannya menuju kearah gelap meninggalkan Virgo semakin jauh.

"Kamu mau kemana Lena? Disitu gelap, nanti kamu kenapa-kenapa Len." Virgo berusaha mengejarnya namun tubuhnya terasa kaku. Helena semakin menjauh.

"Helena jangan pergi Len. Jangan pergi. HELENAAAAAA!!"


 ----------------------------------------------------

 Virgo tebangun dari tidurnya dengan rasa takut yang dirasa di dalam mimpinya tadi. Ia terduduk di kasurnya, meminum segelas air putih lalu menyalakan sebatang rokok mild-nya. Ia melirik jam dinding yang menunjukan pukul 2 pagi. Dengan wajah pucat dan tatapan kosong, Ia bersiap-siap seperti hendak pergi. Ia lalu memakai sepatunya, mengambil sebuah foto, kemudian tersenyum seteleh melihat seseorang yang ada di dalam foto tersebut, kemudian Ia keluar rumah. Entah mau kemana dia di tengah malam ini, hanya Ia dan Tuhan yang tahu.

-----------------------

Tok.. Tok...

 "Siapa Kamu? Ada urusan apa malam-malam berkunjung?" Seorang bapak-bapak berkumis tebal dengan perawakan orang Jawa membukakan pintu dan bertanya. Wajahnya terlihat kesal sekaligus malas karna tidurnya terganggu.

"Maaf pak mengganggu, saya Virgo. Apa bapak mengenal orang didalam foto ini?". Tanya Virgo dengan tatapan kosongnya. Seolah Ia benar-benar kehilangan sesuatu yang sangat berharga.

"KAMU GILA YA? KAMU MENGGANGGU TIDUR SAYA HANYA KARNA INGIN BERTANYA TENTANG INI? GAK BISA KALO BESOK PAGI? DASAR ORANG GILA! SUDAH PERGI SANA! SAYA TIDAK KENAL!". Bentak si pemilik rumah.

"Maaf pak kalo begitu, saya per..." Belum selesai Virgo menyelesaikan ucapannya, pintu telah dibanting sangat keras oleh si Tuan rumah.


 Virgo tak kaget dengan apa yang dilakukan oleh Bapak-bapak tersebut. karna malam ini pun sudah delapan orang yang melakukan hal sama terhadapnya *Yaiyalah*.

Kemudian Ia duduk dipinggir danau yang berada di kawasan tersebut. Malam ini sangat cerah, namun hati Virgo gelap. Malam ini langit dipenuhi bintang, namun hati Virgo kosong.

 Ia mengeluarkan foto itu kembali dari kantongnya, kemudian Ia tersenyum memandangi seseorang di dalam foto tersebut. Ya, itu adalah foto Helena. Pose dengan senyum yang sangat indah, dengan mata yang melelehkan hati Virgo. Sudah dua hari Virgo tidak masuk kerja. Ia melakukan itu demi mencari wanita yang Ia sangat cintai. Setiap harinya Ia hanya berkeliling Ciputat. Karna hanya itu yang Ia tau tentang tempat tinggal Helena. Ia tidak mengenal waktu, selama matanya masih terjaga, Ia mengetuk satu persatu pintu rumah hanya untuk menemukan Helena. Gila memang.

Lalu Ia mengeluarkan sebua kotak disaku lainnya, di dalamnya terdapat sebuah cincin. Ia memang berniat untuk menikahi Helena setelah menemukannya. Memang baru empat hari Virgo dan Helena saling mengenal. Namun memang cinta itu hebat. Tak peduli kita sudah lama mengenalnya, ataupun baru mengenalnya, yang namanya cinta tak pernah mengenal waktu kapan Ia akan datang. Cinta juga yang membuat Virgo berubah, sebelumnya Ia terkenal sebagai sosok yang jail, kekanakan, playboy dan cuek, menjadi sosok yang pendiam dan rentan putus asa. Semua itu karena Helena. Empat hari lalu. Ketika itu...

 
 --------------------------------------------

"Lu Gua ajak kesini kok diem aja sih? mikirin apaan lu? ga takut kesurupan?" Kata Virgo. Pria kurus yang rada buncit dengan wajah mempesona dan sedikit tengil itu kesal dengan sikap temannya yang pendiam dan tertutup. Padahal mereka sedang berada di klub malam yang mereka sering kunjungi.

"Tau lo, diajak kesini buat refreshing masih aja sibuk sendiri sama hapenya, kaya ada manfaatnya aja! mending lu teken nih." Kata Noah. Pria kurus dan pecandu narkoba ini menyodorkan dua buah obat terlarang kepada Abraham.

"Ini lebih gak ada manfaatnya nyet. Gua cariin cewe aja sini, lu mau yang kaya gimana?" Kata Virgo sembari melempar obat itu jauh-jauh.

 "Anjing lo, itu nyarinya susah ege. mana sebiji 150 ribu. Kaco." Kata Noah sembari pergi mencari obat yang dilempar Virgo.

"Gakusah Vir, gua lagi fokus twitteran. Kan elu yang getol banget ama cewe. Carilah sana. Gua disini aja." Kata Abraham. Cowok bertubuh rada gempal ini tak meninggalkan tatapannya sama sekali dengan galaxy core miliknya.


"Ah gak asik lu ham." Kata Virgo dengan nada ngedumel.

degdegdegdegdegdegdegdegdeg

Suara jantung Virgo berdetak ketika cewek memakai dress mini berwarna hitam lewat didepan matanya. Ia benar-benar terpaku menatap wanita itu. Baru pertama kali ia merasakan hal ini dalam hidupnya.

"Wei tidur lo? bengong aja. Nih minum." Noah datang membawa tiga gelas minuman bewarna merah.

"Tunggu, gua ksana dulu." Kata Virgo menuju bar tempat wanita ber-dress mini itu. Noah ngedumel karna dicuekin, sementara Abraham melepas pandangannya untung melihat Virgo, lalu geleng-geleng kepala dan kembali sibuk dengan Smartphonenya.

"Firda! apa kabar lo? lama gak ketemu". Kata Virgo sambil menyentuh pundak ber-dress mini itu.

Wanita itu menengok.

"Eh maaf, gua kira temen gua firda. Dari belakang mirip sih." Kata Virgo pura-pura malu, padahal dia sebenarnya ngasal menyebut Firda dan pura-pura mengenalnya. Itu adalah salah satu cara dia buat kenalan.

Wanita itu hanya tersenyum.

"BTW, Nama lu siapa? ko baru sekali gua ngeliat?" Virgo memulai aksinya.

"Gue Helena, gua emang baru pertama kali kesini".

"Oh, sendirian?"

"Iya." Jawab Helena singkat.


"Tinggal dimana emang?" Virgo tak mau menyerah

"Ciputat, lu?"

"Gua sih deket di Ciledug. Tinggal ama siapa?"

"Sama orang tua. Lu?"

"Sendirian. Semenjak orang tua gua pisah, gua juga misahin diri dari SMP."

"Oh gitu? Asik gak sih tinggal sendirian?" Helena mulai tertarik.

Kemudian mereka mulai dekat, makin akrab, ketawa-ketawa ngeliat muka bete Noah yang dicuekin Abraham. Saling mengenal lebih dalam satu sama lain...

"Tapi lu percaya gak sih sama yang namanya cinta?" Tanya Virgo ketika obrolannya semakin asyik.

"Enggak, dulu sih percaya, tapi abis dua kali dikhianatin, gua mulai gak percaya. Emang lu percaya?"

"Dulu sih gak percaya, gua gak pernah ngerasain cinta, apalagi semenjak bokap-nyokap cerai. Tapi sekarang gua mulai percaya."

"Ohya? alesanya?"

"Kamu."

"Gombal! dasar cowok."

"Apa gua keliatan bercanda?"

Helena terdiam, mereka saling tatap. Muka mereka hanya berjarak 30cm, dan emang apa yang dibilang Virgo itu serius.

---------------------------------------------------------

Virgo terbangun di minggu pagi. Ia melihat tubuhnya hanya menggunakan boxer saja. Ia mencium bau wangi masakan dari arah dapurnya, Ia mulai memakai kaus putih polosnya, kemudian pergi kedapur. Disana ternyata ada Helena sedang memasak dengan mengguanakan tanktop hitam dan celana pendek saja. Helena terlihat makin cantik ketika rambutnya digulung menggunakan sumpit dan yang membuat Virgo makin deg-degan adalah... Dia serius masak.

"Pagi." Virgo membuka pembicaraan.

"Pagi." Kata Helena tanpa melepas pandangannya dengan masakannya itu.


Setelah makanan tersaji, mereka makan berdua dan saling diem-dieman. Situasi sangat canggung tetapi Virgo tidak tahu gimana cara memulai pembicaraan. Keadaan sangat sunyi diruang makan itu.


"Aku masih gak nyangka bisa secepat ini". Helena membuka pembicaraan

"Hmm, maafin aku. Maaf kalo kamu gak nyaman dan nyesel."

"Gakpapa, aku cuma heran aja."

"Aku bisa tanggung jawab kalo kamu butuh."

"Iya makasih ya. Enak gak masakan aku?"

Kemudian suasana mulai mencair, mereka bermesraan sepanjang hari. Mereka merapikan rumah bersama, bermain playstation, dan berbincang hingga tertidur disore hari.

Ketika malam Virgo terbangun, Ia menemukan Helena tidak ada dikamarnya. Kemudian Ia mencari helena ke seluruh penjuru rumah, tetapi Ia tidak menemukan Helena. Ia tidak punya kontak BBM, atau What'sapp atau apapun milik Helena karna Ia lupa memintanya.

"Mungkin lagi ke warung". Pikirnya.

Namun hingga tengah malam Ia tidak menemukan Helena. Bahkan barang-barangnya pun sudah tidak ada sama sekali. Ia merasa cemas, hatinya pun nyeri. Sakit. Sakit hati pertama kalinya semenjak ia rasakan dulu ketika orang tuanya berpisah.

"Aku harus apa?" Ucap Virgo lirih.

----------------------------------------------------------------------------------------

Kukuruyukkkkk...

Virgo tersadar dari lamunannya karna suara ayam berkokok. Matahari mulai terbit, dan terlihat sangat indah di depan danau yang sedang Ia pandangi.

"Andaikan helena disini." Ucap Virgo dalam hati.

Ia melanjutkan perjalanannya, Ia memulai mengetuk pintu-pintu para penduduk Ciputat untuk menanyakan keberadaan Helena. Hanya Ciputat yang Virgo tahu mengenai alamat Helena. Ia tanpa nyerah mengetuk pintu rumah dari satu-kelainnya demi bertemu Helena. Ah, Kekuatan cinta memang membuat orang lupa diri.

Sampai jam 4 sore pun hasilnya nihil. Hingga Ia terhenti di satu rumah minimalis berwarna pink dengan taman yang luas. Ia mulai mengetuk pintu rumah itu. Keluar seorang ibu-ibu berwajah murung.

"Maaf bu, ibu kenal orang ini?" Virgo menunjukan foto Helena.

Sang ibu sedikit kaget, kemudian kembali tenang dan berkata, "Kamu Virgo ya?"

"Iya bu, Ibu kenal Helena? Dimana Ia sekarang bu?" nampak sedikit harapan diwajah Virgo.

"Tunggu sebentar". Kata sang Ibu.

10 Menit kemudian sang ibu kembali dengan sepucuk surat.

"Saya Ibunya Helena, ini ada titipan darinya sebelum Dia 'pergi'."

Virgo dengan penasaran membuka isi surat tersebut, lalu mulai membaca isi suratnya.

Dear Virgo
    Terimakasih untuk sebelumnya karna kamu sudah bisa membuat aku semangat hidup lagi walau hanya sesaat saja. Walaupun begitu, kanker di otak ku terus menyebar dan menggrogoti otak ku semakin dalam. Aku sudah tidak kuat. Aku yakin ajal ku akan tiba, untuk itu aku menulis surat ini. Aku gak akan ketemu kamu lagi, maaf kalo aku gak cerita soal ini ke kamu. Aku tahu kamu sangat sayang sama aku makanya aku gak tega cerita ini ke kamu, maafin aku Vir. Aku akan selalu ngejagain kamu, meskipun aku berada di langit dan dan kamu berada di bumi, aku akan terus menjagamu, memperhatikanmu, dan melihatmu bahagia. Aku percaya lagi dengan cinta setelah kau tunjukan itu kepadaku, terima kasih banyak. Maaf aku gak bisa terus-terusan disamping kamu. Tapi kalo kamu rindu sama aku, tengok saja langit malam, aku akan tersenyum kepadamu. Selamat Tinggal Virgo, semoga bahagia, doaku selalu menyertaimu di sepanjang hidup dan mati ku. 

Aku Cinta Kamu Virgo.


Helena Paustina.



Cuaca mulai mendung, tapi badai sudah menghampiri hati Virgo. Cinta pertamanya telah pergi, bukan dengan mengkhianatinya, melainkan terpaksa meninggalkannya, dan itu.... Sakit.

Virgo menengok ke sang Ibu, sang ibu yang sudah tau maksud Virgo hanya berkata, "TPU Tanah Kusir. Blok C".

Virgo berlari menaiki motornya, hujan pun mulai semakin deras, entah kenapa hujan datang di musim panas. Mungkin langit ikut berduka karna kehilangan manusia yang sangat indah, atau langit tak kuasa menahan tangis karna melihat seorang lelaki yang baru saja menemukan cinta pertamanya, dengan cepat langsung kehilangan juga. Kita tak pernah tau apa yang langit fikirkan.

Virgo memarkirkan motornya ketika sampai di Tanah kusir. Ia langsung berlari mencari tempat pemakaman itu. Ia membaca satu-persatu batu nisan, semakin banyak batu nisan yang ia baca, semakin sesak menghampiri dadanya. Hingga satu batu nisan membuat tangisnya pecah. Ya, batu nisan itu milik Helena. Ia menangis tanpa mengeluarkan suara, menandakan betapa dalam sakit yang Ia rasakan. Ia takbisa mengatakan sepatah kata pun. Ia mengeluarkan kotak cincin dari dalam sakunya, lalu menguburnya disamping makam Helena. Tangisannya semakin menyesakan dada, benar-benar tangisan yang sulit untu diungkapkan. Tubuhnya mulai melemas, Ia pun memeluk kuburan itu.

----------------------------------------------------------------

Tok tok tok...

"Udah langsung masuk aja Ham." kata Noah membuka pintu.

"Woy, tidur loooo? Gak ada kabarnya sama sekali nih." Teriak Noah.

"Ngg Noah." Ucap Abraham ragu.

"Apee?"

"Tuh." Kata Abraham sambil menunjuk sesuatu.

Dengkul Noah dan Abraham terkulai lemas..

Sebuah tubuh seorang lelaki tergatung oleh seutas tali yang melingkari lehernya. Dari lengannya menetes darah dan seperti ada goresan menggunakan silet di lengannya itu yang tertulis sebuah nama, 'HELENA'.





-THE END-